Minggu, 12 Juni 2011

Sepeda Tua : Picture Test


 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj93LkPH1DqosjMrGOySqGkzFqySB5tnt4bcQw6wEf19cMFSmIG7vaUkA0ngx5VS974P1rP7f40NpaIE5V0Q_1do9kZBrmJt_7XuK9oVLRBIt_VPatKFb2-Wr23xr-prW902gnNXjFkG48/s1600/3956556-Old_bicycles_club_at_the_front_of_Gedung_Merdeka-Bandung.jpg

Sejarah Balap Sepeda Indonesia


 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB5ROLL87myKTgbc_ZwChjz_umA-Ps5X77JO7oJRc82lD9h3MDiJE3t45aSeFzCBxGToxYOEQLGCqcyIyB6p6z00Oykv4I9rnJjI1B3KL-VJIj53_JOc_pruR9KtwPzLYqY9taH4xicseh/s320/C-EVENT-TOUR+DE+JAVA+I+1958+3.jpg





Sejak dahulu, sepeda sudah menjadi alat transportasi umum yang sangat terkenal. Sejak ditemukannya sepeda (dengan rantai dan gerigi) pertama kalinya oleh orang Inggris bernama J.K. Starley pada tahun 1885, sepeda menjadi alat transportasi wajib. Karena selain mudah dan praktis, sepeda pun tak memerlukan bahan bakar. Sejak saat itu pulalah kemudian bermunculan banyak penciptaan-penciptaan model sepeda baru.

Hal ini kemudian memicu lahirnya kompetisi lomba balap sepeda. Namun saat itu, kompetisi balap sepeda hanya ada di Inggris, Belanda, Prancis, dan negara-negara industri Eropa lainya yang notabene adalah negara cikal-bakalnya sepeda.

Ekspansi negara-negara eropa ke berbagai belahan dunia (termasuk Indonesia) lah yang kemudian turut menyebarkan tren sepeda ke seluruh dunia. Sepeda kemudian menjadi sangat terkenal di semua negara, terutama negara-negara jajahan Eropa yang selama ini belum terlalu mengenal sepeda (karena transportasi mereka umumnya masih menggunakan gerobak atau kereta kuda).

Salah satu negara jajahan yang mempunyai tren bersepeda yang cukup tinggi adalah Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh penjajahan Inggris dan Belanda yang cukup lama. Tercatat di akhir abad 18, banyak bangsawan Indonesia yang telah mempunyai sepeda (saat itu sepeda adalah barang yang sangat mahal, sehingga tek semua orang bisa membelinya, hanya para bangsawan dan orang-orang terpandang saja yang mampu membelinya).

Barulah pada awal abad 19 (masa penjajahan belanda sebelum perang dunia kedua), sepeda mulai bisa dimiliki oleh orang biasa karena adanya eksport sepeda besar-besaran dari Inggris dan belanda. Hal ini kemudian memacu munculnya komunitas-komunitas sepeda dan kompetisi balap sepeda di kalangan pribumi. Balap sepedpun kemudian menjadi tren yang mumpuni di kalangan rakyat Indonesia. Saat itu, Semarang dan Bandung menjadi pusat tren sepeda di Indonesia.

Bahkan tercatat dua orang arsitek Belanda yang bernama Ooiman dan Van Leuwen membuat velodrom atau tempat khusus untuk balap sepeda di Semarang. Perkembangan balap sepeda di Indoensia makin maju setelah banyak perusahaan-perusahaan Asing dan semi Indo yang mau membiayai even-even balap sepeda. Bahkan saat itu sudah lazim pembalap sepeda dibiayai oleh perusahaan-perusahaan seperti Tropical, Triumph, Hima, Mansonia, dan perusahaan-perusahaan ekspatriat lainya.

Walaupun saat masa penjajahan Jepang kegiatan yang berhubungan dengan sepeda sempat terhenti, namun pasca kemerdekaan, Sepeda ngetren kembali. Bahkan tahun 1948, sudah ada klub sepeda asal bandung bernama Super Jet yang kemudian berubah nama menjadi sangkuriang. Hal ini kemudian banyak menginspirasi daerah-daerah lain untuk mendirikan klub sepeda, diantaranya Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Jakarta, dll.

Perkembangan balap sepeda ini kemudian makin gemilang setelah bandung berhasil membuat even balap sepeda bertaraf Internasional, yaitu Tour de Java 1 pada tahun 1958, Asal tahu saja, even ini adalah even lomba balap sepeda pertama di Asia, jadi bisa dibilang, Indonesialah pelopor lomba balap sepeda di Asia. Dalam lomba itu, menempuh rute bandung-Surabaya-Bandung dengan total jarak tempuh hampir 2000 km dan terbagi dalam 18 etape.

Sejak saat itu, balap sepeda di Indonesia makin dikenal. Namun sayang, prestasi kita di ajang balap sepeda masih kurang. Padahal kita adalah pelopor balap sepeda di Asia.

----------------------
Sumber artikel:
http://ceritaserupanashotz.co.cc/sejarah-perkembangan-balap-sepeda-di-indonesia/
----------------------

Naik Haji Dengan Sepeda

Semangat dua pemuda muslim asal Afrika Selatan ini untuk menunaikan rukun Islam ke-5 patut diacungi jempol. Mereka menempuh perjalanan dari Afrika Selatan ke tanah suci dengan mengendarai sepeda. Percaya atau tidak ?

Nyatanya, kedua pemuda itu kini sudah berada di tanah suci. Nathim Caimcross, 28 dan Imtiyaz Ahmad Harun, 25, mengungkapkan kebahagiannya begitu masuk ke kota Tabuk, perbatasan negara Saudi. "Akhirnya kami bisa mewujudkan impian kami menunaikan ibadah haji," kata keduanya.

Caimcross, yang bekerja di bagian tata kota di Cape Town mengungkapkan, menggenjot sepeda dari Cape Town ke Arab Saudi tentu saja sangat melelahkan. "Tapi kami memilih berangkat haji dengan cara ini agar kami benar-benar merasakan pengalaman suka duka menjalankan ibadah haji," ujarnya.

Caimcross dan Harun berangkat dari Afrika Selatan pada tanggal 7 Februari. Mereka bersepeda menyusuri negara-negara Afrika, seperti Bostwana, Zimbabwe, Mozambique, Malawi, Tanzania, Kenya, Turki, Suriah dan Yordania untuk mencapai perbatasan Arab Saudi.

"Ini haji pertama kami. Kami bisa saja menggunakan pesawat tapi ini adalah impian kami, untuk berangkat haji dengan cara berbeda. Kami memilih sepeda, karena kami berdua memang hobi bersepeda," tukas Caimcross.

Setiap hari, kedua pemuda itu bersepeda sejauh 80 sampai 100 kilometer. Mereka beristirahat di masjid-masjid atau mendirikan tenda pada malam hari, kemudian melanjutkan perjalanan usai salat Subuh. Selama di perjalanan mereka bertemu dengan banyak orang yang membantu dan bersikap baik pada mereka.

"Di setiap tempat yang kami lewati, mereka memberikan sambutan dan mereka antusias ketika tahu bahwa kami sedang dalam perjalanan untuk menunaikan ibadah haji. Soal makanan, tak ada masalah karena banyak orang yang menawari kami makanan," tutur Caimcross.

Selama di perjalanan, mereka kadang melewati medan yang sulit berupa pegunungan yang membutuhkan tenaga ekstra untuk menggenjot pedal sepeda. Kendala lainnya adalah bahasa. "Begitu kami masuk ke negara-negara Arab, kami menggunakan bahasa Arab terutama ketika kami melewati Suriah dan Yordania," masih kata Caimcross.

"Masyarakat di saan juga antusias begitu tahu kami melakukan perjalanan ini untuk impian kami menunaikan ibadah haji," sambungnya.

Caimcross juga mengungkapkan rasa harunya karena banyak orang yang menawarkan bantuan berupa uang dan memberikan apa yang mereka butuhkan, karena keduanya cuma memiliki anggaran sedikit untuk biaya haji.

Secara keseluruhan Caimcross dan Harun melakukan perjalanan selama hampir 9 bulan, melewati 9 negara, dan selama perjalanan mereka tidak mengalami persoalan serius. "Paling cuma mengganti ban sepeda dan membetulkan rantai pedal, itu yang sering kami lakukan," ujar kedua pemuda itu.

Caimcross mengatakan, melakukan perjalanan haji bersepeda memberikan mereka banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan beragam orang dari berbagai negara. "Kami juga bisa sambil berdakwah, terutama saat kami istirahat pada malam hari," tukasnya.

Caimcross dan Harun adalah mahasiswa jurusan syariah Islam. Caimcross punya keahlian di bidang perencanaan kota karena ia pernah ikut pelatihan dan sekarang bekerja di sebuah perusahaan konstruksi. Sedangkan Harun pernah kuliah di jurusan ekonomi.

Keduanya belum menikah dan hobi berolahraga. Caimcross senang surfing di laut dan Harun lebih suka tinju dan naik gunung. Setelah melaksanakan haji, mereka akan kembali ke Cape Town, Afrika Selatan juga dengan sepeda, melintasi kawasan Afrika Barat. Luar biasa !!!

-------------------------------
Gambar : http://b.cdn.tendaweb.com/fckfiles/image/dunia/speda.jpg
http://www.zonaberita.com/images/haji-bersepeda.jpg
-------------------------------
Sumber Artikel :
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/luar-biasa-dua-pemuda-afrika-selatan-pergi-haji-naik-sepeda.htm
-------------------------------